“Allahumma baariklanaa fiimaa razaqtanaa
Waqinaa ‘adzabannaar”
Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami
Dan hindarkanlah kami dari pedihnya adzab neraka
Dalam sebuah pengajian ada jama’ah yang bertanya kepada sang Ustadz, “ Pak Ustadz, apa hubunganya makan dengan api neraka dalam do’a yang selalu kita baca setiap hendak makan? Kayaknya enggak nyambung deh tadz…, Sang Ustadz langsung menjawab dengan dialek betawinya, “sape bilang kagak nyambung, ya nyambung lah…, karena bila yang dimakan adalah makanan yang dibeli dari rezeki hasil sogok-menyogok, korupsi, mengurangi timbangan, mencuri, judi dan cara-cara lain yang diharamkan Allah, maka sesungguhnya yang dimakan adalah api neraka” Demikian sang Ustadz menjelaskan yang membuat jama’ah manggut-manggut tanda mengerti.
Saudara pembaca kajian wisatahati, syetan –la’natullah ‘alaih- senantiasa menampakkan keindahan terhadap setiap kemungkaran yang kita kerjakan, dan menjauhkan kita dari Allah. Ketika harta diraih dengan cara-cara yang dilaknat Allah, kemudian ibadah tak pernah dilakukan, tak pernah peduli dengan penderitaan sesama, maksiat kian manjadi-jadi, namun kenikmatan dunia kian terasa berlimpah, kerajaan bisnis kian menggurita, ‘kesuksesan’ selalu menyertai, karir kian melambung tinggi ke awan, lantas semua perbuatan dosa mengalir deras dan syetan berbisik; “Inilah dunia! Nikmati apapun yang ingin kau nikmati, tak ada yang bisa melarang, inilah dunia! Kamu bebas melakukan apa saja yang kau inginkan, Tidak akan ernah ada siksa kubur, tidak akan pernah ada siksa hari akhir, apalagi hukuman di dunia, karena semuanya bisa kau beli dengan uang!..
Demikian syetan selalu menjanjikan kenikmatan semu, sekedar melayangkan indera kepada keindahan dunia, yang ternyata hanya fatamorgana belaka!
“Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu bagaikan sebuah permainan dan senda gurau dan seringkali memperlambangkan kenikmatan. Kamu senantiasa akan saling membanggakan diri dan berlomba-lomba mengumpulkan sebanyak-banyaknya harta dan membangga-banggakan keturunan tiada habisnya. Perumpamaan kehidupan dunia adalah seperti sawah yang menguning yang menakjubkan bagi orang-orang yang terpedaya tampilan lahir, kemudian sawah itu lalu mengering dan hilang ditiup angin. Semua mata terbelalak menyaksikan begitu cepatnya perubahan terjadi. Dan dinegeri akhirat hanya ada dua pilihan, siksa-Nya atau ampunan-Nya. Dan tidaklah sekali-kali engkau jumpai kecuali kenikmatan yang semu,” (QS. Al-Hadiid:20)
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana para syetan dibelenggu, lantas apakah kebiasaan korupsi, sogok menyogok, pungli, curang, dan lain sebagainya akan terhenti dengan dibelengunya syetan, hanya bagi mereka yang mendapat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya lah yang akan mampu menyetop kebiasaan buruk tersebut dan segera bertaubat, namun ada manusia yang dibiarkan terlena dengan uang haramnya, menumpuk-numpuk harta dan menghitung-hitungnya, ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya. Padahal ‘istidroj’ sedang Allah berlakukan padanya, Apa sih istidroj? Rasulullah menjelaskan tentang istidroj; “ kalau kamu melihat Allah sedang memberikan karunia-Nya berupa kesenangan dunia kepada seseorang, sedang orang tersebut masih saja berbuat kemaksiatan, maka ketahuilah, itulah yang dinamakan istidroj.”
Dalam surah Al-An’aam: 44 Allah menjelaskan tentang istidroj, “ Ketika mereka melupakan apa-apa yang Kami peringatkan kepada merea, justru akan kami bukakan pintu segala kenikmatan kepada mereka (berbuat dosa menjadi semakin gampang, berbuat kemaksiatan menjadi semakin mudah), ingga kemudian tatkala mereka merasa senang, merasa gembira dengan keberhasilan dan kesuksesan mereka, tiba-tiba Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, jadilah mereka terdiam berputus asa.”
Ada banyak kisah mereka yang bergelimang kemaksiatan lantas Allah biarkan mereka dengan kecongkakannya, dengan kesombongannya, dengan harta haramnya, hingga pada akhirnya Allah hinakan mereka sekonyong-konyong, di KPK-kan, dipenjara di dunia saat orang lain merdeka, dipermalukan dihadapan publik, diberikan penyakit yang tak kunjung sembuh, diberikan anak-anak yang durhaka, ketidakharmonisan, pegawai membangkang, orang-orang kepercayaan malah menikam dari belakang, hutang yang menggunung, kredit macet, ditipu orang, sedih tatkala orang sedang senang, menderita ketika banyak kawan sebayanya menikmati indahnya beribadah di masa tua, indahnya bercengkrama dengan anak dan cucu saat masa pensiun. Na’udzubillah…
Kini saatnya kita menyetop segala keburukan dan merubahnya menjadi kabaikan-kebaikan, saatnya merubah pola ikhtiar dengan cara-cara yang diridhoi Allah, saatnya kita menafkahi keluarga dengan harta yang halal jangan biarkan mereka memakan api neraka setiap hari, saatnya berpaling dari syetan menuju Allah, sebelum segala sesuatunya terlambat, jangan sampai kita diistidrojkan Allah;
“ Dan siapakah yang lebih aniaya, lebih bodoh, daripada orang-orang yang diingatkan ayat-ayat Tuhannya (termasuk lewat kejadian-kejadian hidup), kemudian masih saja ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan membalas orang-orang yang durhaka,” (QS. As-Sajdah:22)
Selamat merubah diri ke arah perbaikan, disaat yang baik dibulan yang baik. Penyesalan seorang pendosa yang sedang bertaubat, bisa membuat langit seakan runtuh menaruh belas kasihan, tangisan dan ratapan penyesalan seorang penzalim, bisa membuat burung berhenti bernanyi, ikan-ikan berhenti berenang, hidup adalah pilihan, maka kebaikan adalah pilihan kita hingga kebaikan pula yang akan kita dapat, memilih belajar mengahrgai hidup dan kehidupan yang telah dikaruniai Allah denagn tidak dikotori oleh harta haram dan perbuatan bejat kita.
SUMBER WWW.WISATAHATI.COM
0 komentar:
Posting Komentar