CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 24 November 2009

Diuber-uber Dosa

“Dan apa-apa yang menimpa kamu dari sebuah bencana,
maka disebabkan ulah tangan kamu,
sedangkan Dia banyak mema’afkan kesalahan
Dan kamu tidak dapat menghindarkan diri dari segala akibat.
Dan bagi kamu tidak ada pelindung dan penolong selain Allah”
(QS. Asy-Syuura [42]:30-31)

Tidak akan ada asap bila tidak ada api, tidak akan ada bau busuk bila tidak menyimpan bangkai. Manusia tak akan bisa lari dari segala perbuatannya; perbuatan baik akan berbuah kebaikan, perbuatan buruk akan ditampakkan keburukannya. Ibarat emas yang digadaikan, perbuatan manusia ‘digantung’ dengan segala lelakunya;


“Setiap diri tergadai dengan apa yang diperbuatnya.”
(QS. Al Muddatstsir [74]: 38)

Allah sudah memberitahukan kepada kita melalui ayat-ayat-Nya bahwa perbuatan buruk akan mengundang hadirnya azab Allah dan menyebabkan hilangnya rahmat. Sering kita dengar kisah perjalanan dan potret ummat sebelum kita, yang menemui kebinasaan dan kehancuran; kaum Tsamud, kaum ‘Aad pada zaman Nabi Hud, al Mu’tafikaat –ummat Nabi Luth, Kaum Madyan pada zaman Nabi Syuaib; atau Fir’aun, Qarun dan Haman. Mereka semua diberitakan Tuhan mempunyai kecendrungan sombong, takabbur, aniaya, sewenang-wenang, menumpuk-numpuk harta, individualis, hedonis dan materialis, suka kolusi, mudah korupsi, mengurangi timbangan, dan begitu gampangnya membantu kemaksiatan dan malas berbuat kebaikan.

“Mereka akan diikuti dengan kejahatan yang mereka lakukan.
Dan orang-orang zalim di antara mereka akan ditimpa balasan
terhadap apa yang mereka kerjakan, dan mereka tidak dapat melepaskan diri.”
(QS. Az-Zumar [39]: 51)

Ibarat menggoda anjing, maka kita akan dikejar tiada henti, hingga kita terhenti berdiam diri, terkejar atau sang anjing berhenti mengejar. Begitu pula perbuatan dosa. Ia akan selalu mengejar kemanapun kita berlari. Pengejarannya bisa berupa hilangnya keberkahan, berupa kegelisahan, musibah beruntun, hutang tak kunjung terbayar, piutang tak kunjung tertagih, penyakit tak kunjung sembuh malah semakin parah, tertipu teman sendiri, jodoh tak kunjung hadir, usaha tak kunjung untung malah selalu buntung dan lain sebagainya. Masalah demi masalah terus mengejar hingga kemudian kematian mengistirahatkan sebentar dari ‘uberan’ dosa. Sebelum segala sesuatunya berlanjut kembali!

Pengejaran akibat buruk perbuatan buruk bisa dihentikan –bahkan di dunia ini- dengan mengikrarkan pertaubatan, permohonan maaf dan ampunan kepada-Nya, penghentian langkah kemaksiatan dan perilaku buruk dan berjalan kebaikan. Insya Allah, kebaikan yang kita inginkan akan terwujud. Perlulah kiranya kita belajar dari kesalahan Adam dan Hawa, setelah mereka berdua menyadari kesalahan dan kekeliruan mereka, mereka bermunajat sebagai bentuk penyesalan yang diutarakan lewat kekuatan doa yang indah.

“Duhai Tuhan kami… sungguh kami telah menzalimi diri kami sendiri,
membuat susah diri kami sendir, andaikan Engkau tidak mengampuni kami,
sekiranya Engkau tidak memberikan rahmat-Mu kepada kami,
pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi
(QS.Al-A’raaf [7]: 23)



Selamat merubah diri menjadi pribadi-pribadi yang tangguh secara iman dan moral serta terbebas dari uberan kesalahan dan dosa-dosa hingga hidup penuh dengan keberkahan dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat.

sumber www.wisatahati.com

0 komentar: