CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Minggu, 23 November 2008

Kejelekan Dengki

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Anas bin Malik bercerita bahwa suatu hari ia duduk bersama Rasulullah saw. Lalu Rasulullah berkata, “Akan datang seorang ahli surga.” Tidak berapa lama, datanglah seorang laki-laki dengan membawa sandal di tangan kirinya dan jenggotnya terlihat basah terkena air wudhu.


Esok harinya Rasulullah SAW berkata seperti itu lagi dan masuk orang laki-laki yang sama. Pada hari yang ketiga, beliau juga berkata seperti itu dan masuk orang laki-laki yang sama. Ketika Nabi meninggalkan tempat kami duduk, Abdullah bin Amr mengikuti orang itu dan berkata padanya, ”Aku telah bertengkar dengan bapakku dan aku bersumpah untuk tidak pulang ke rumah selama tiga hari, maka kalau kamu izinkan aku untuk menginap di rumahmu selama tiga hari dan setelah itu aku pulang ke rumah.”

Orang itu berkata, ”Boleh”

Maka ia tinggal selama tiga hari di rumah orang itu dan ia tidak pernah melihat orang itu bangun tengah malam, kecuali sebelum ia tidur ia berdoa kepada Allah. Laki-laki itu tidak berbicara kecuali hal-hal yang baik saja. Setelah tiga hari berlalu, Abdullah bin Amr mengaku pada si pemilik rumah, ” Sesungguhnya aku tidak bertengkar dengan ayahku dan akupun tidak minggat dari rumah. Aku mendengar dari Rasulullah bahwa engkau adalah salah seorang dari ahli surga dan aku sangat ingin mengetahui apa yang telah engkau kerjakan sehingga kamu mendapatkan kemuliaan ini. Akan tetapi aku tidak melihat kamu banyak melakukan ibadah-ibadah. Apa sesungguhnya yang telah kamu kerjakan?”

Orang itu berkata, ” Tidak ada yang aku kerjakan selain apa yang telah kamu lihat. Ibadah yang aku kerjakan sebagaimana yang kamu lihat, akan tetapi sesungguhnya tidak ada dalam hatiku keinginan berbuat curang (kebencian) kepada orang-orang muslim atas apa yang telah Allah berikan terhadap mereka.”

Lalu Abdullah bin Amr berkata, ” Inilah perbuatan yang telah kamu lakukan dan kami tidak dapat melakukannya.”

Ya, dengki. Menjauhinya membawa keselamatan dunia akhirat dan mengkutinya adalah membawa kerugian dunia akhirat. Betapa tidak, seorang pendengki selalu resah akan kebaikan dan anugerah yang dinikmati oleh orang lain. Ia tak akan tenang sampai kenikmatan itu hilang dari orang lain. Dan ia tak akan rela melihat kebahagiaan orang lain.

Dengki bisa hadir di mana saja dan kapan saja. Ia bisa muncul di tengah-tengah keluarga sehingga anak yang satu menjadi benci terhadap saudaranya yang lain. Ia bisa menyeruak di sekolah sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat di antara pelajarnya. Ia pun bisa terbit di hati seorang tetangga sehingga menimbulkan rasa iri terhadap kekayaan tetangganya.

Dan Allah Maha Besar! Al-Quran pun menceritakan kisah-kisah tentang kedengkian masa lalu sebagai pelajaran untuk ummat masa sekarang. Diceritakan dalam berbagai surat, iblis tidak mau sujud kepada Adam karena merasa lebih baik dibanding Adam, lalu merasa dengki akan kenikmatan surga yang diperoleh Adam sehingga mengusahakan supaya Adam dan isterinya juga keluar dari surga. Kemudian ada pula kisah dua orang putra Adam, Habil dan Qabil. Karena dipicu oleh rasa dengki, Qabil akhirnya melakukan pembunuhan pertama terhadap saudara kandungnya sendiri di muka bumi ini. Dan ada pula kisah Yusuf as. yang dibuang saudara-saudaranya karena mereka dengki atas kasih sayang ayah mereka, Yaqub kepada Yusuf. Maka, tak berlebihan rasanya jika dengki dikatakan sebagai penyakit hati sejak zaman purbakala.

0 komentar: